Rabu, 27 April 2011

Betapa mulianya hatimu, Mama...


Suatu hari... di rumah Eyang Putri (begitulah anakku biasa memanggil Mama), ku lihat Mama tengah bercakap-cakap dengan adik perempuanku satu-satunya yg sudah kian beranjak dewasa. Dari mimik mulut mereka, aku tau pasti mereka sedang membicarakan Papa yg memang jarang pulang akhir-akhir ini. Menurut pengakuannya sih kerja, ya maklumlah Papaku adalah seorang pengusaha Pub dan Resto yg cukup sibuk. Dan Resto Papa kebanyakan ada di luar kota. Jadi dalam sebulan, paling banter Papa pulang hanya tiga sampai empat kali saja. Itupun hanya setengah hari bisa duduk nyantai di rumah bersama kami sedangkan malamnya Papa harus pergi lagi ngurusin Pub dan Karaoke.

Papa selalu menenteng tas laptopnya setiap kali pulang dan turun dari Aerio-nya. Masih mengenakan kemeja lengan panjang dipadu dengan celana kain warna hitam dan sepatu coklat yg mengkilat. Begitulah gambaran setiap kali Papa pulang.



Dengan mata masih setengah nyawa, aku keluar dari kamar, setelah seharian tertidur pulas, kecapekan nyetir dari rumah kami di luar kota sampai ke rumah Mama tanpa ada yg menggantikan. Ku biarkan istri dan anakku melanjutkan tidur siangnya. Di sela-sela almari hias, dari balik tirai kelambu, ku lihat Mama sedang duduk di lantai keramik, memilah-milah baju Papa yg baru saja ia angkat dari tali jemuran. Disampingnya berbaring manja adik cantikku satu-satunya.



"Gak terasa, sudah 18 tahun usiamu, Adikku..." gumamku dalam hati.



"Mama..." dia Ratih namanya, "Mama kenapa sih gak pernah protes ngeliat Papa jarang pulang gitu?"



"Papa kamu lagi kerja Sayang..." sahut Mama tenang.



"Bo'ong..! Ratih ni udah gedhe Ma... uda tau sama hal-hal kayak gituan.."



"Hal-hal kayak gituan gimana maksud kamu??"



"Banyak temen Ratih yg ngeliat Papa sering jalan sama gadis-gadis cantik seumuran Ratih Ma..."



"huss..! Jangan asal bicara ya kamu, kalo Papa denger bisa marah lho.."



"halaaaah... udalah Ma.. Mama gak usah nutup-nutupin lagi.. Ratih udah tau semuanya." sanggah Ratih sambil mencibir.



Ku lihat Mama lalu meletakkan baju yg tengah dipegangnya di atas alas setrikaan dan kemudian menggenggam kedua tangan Ratih erat. Dengan senyum penuh kasih dipandangnya sepasang mata itu dalam-dalam,



"Anakku... ingatlah selalu apa yg hendak Mama katakan ini. Dan ingat itu ketika kelak kamu sudah berumah-tangga dan suami kamu sudah setua Papa. Laki-laki seusia Papa itu, tengah mengalami masa remajanya yg kedua. Dia mulai sedikit kekurangan kepercayaan akan dirinya. Karena itu dia merasa membutuhkan gadis-gadis cantik dan muda di sekelilingnya yg akan selalu memberinya kata-kata pujian dan sanjungan. Yg dianggabnya itu sebagai bukti bahwa dia masih menarik, bahwa dia masih belum tua, bahwa para wanita masih mengejar-ngejar dia."



Mama mengguncang-guncang tangan Ratih pelan dan mengusap anak rambut yg menempel di dahinya.



"

Masa itu tidak akan berlangsung lama, Sayang... Bila sudah berlalu, Papa akan kembali lagi pada kita, pada Mama... Dan selama menanti, tidaklah berguna bagi Mama untuk bermuka asam atau menyambutnya dengan palang pintu, sebab itu hanya akan membuatnya lari dari rumah yg dianggabnya sudah jadi seperti neraka. Lebih baik kalo dia dimanjakan dan diberi kesan bahwa dia dibutuhkan oleh istri dan anak-anaknya. Ingat Ratih... tidak ada seorangpun yg tidak tergerak hatinya ketika mendapat perhatian lebih dari orang lain. Percayalah itu. Camkan baik-baik apa yg Mama bilang. Bila suamimu kelak sudah berumur mendekati lima puluh tahun, dan bila dia mulai tertarik lagi pada gadis-gadis cantik, janganlah kamu musuhi dia. Tapi tetaplah berhias yg cantik, sediakan minuman dan makanan yg masih hangat dan bereskan selalu tempat tidurnya. Siapkan baju-baju yg akan dipakainya seperti biasa.

Tutup mata kamu dan tersenyumlah. Tunggu sampai masa itu usai dan setelah semua berlalu, kamu akan merasakan sebuah kenikmatan hidup yg luar biasa. Yaitu ketika suami kamu akhirnya benar-benar kembali. Karena sesungguhnya, Tuhan akan memberikan sesuatu yg lebih pada hamba-Nya yg senantiasa sabar dan tawakal."



"Mama...." spontan Ratih langsung bangun dan memeluk Mama erat sambil menangis.



Subhanallah... begitu mulianya hatimu Mama..

Dengan begitu bijaknya, Mama menjawab pertanyaan Ratih, membela Papa yg sudah jelas-jelas bersalah, mengkhianati kepercayaan yg Mama berikan. Jujur aku kagum pada kemuliaan hatimu Ma... dan semua apa yg Mama katakan itu benar-benar membuatku tergugah. Aku janji, aku akan berusaha untuk sebisa mungkin mengindari hal itu.

Ya Allah... betulkah semua apa yg Mama katakan itu..? Akankah aku nanti juga seperti itu?? Jangan ya Allah... jangan Kau buat hamba menjauh dari istri dan anak-anak hamba. Hamba sayang banget dengan mereka.#



====================================================================

Pesan:

Semua kisah di atas hanyalah fiksi semata yg saya tulis karena terinspirasi dari postingan Vie_three, Mama dan Bunda yg di ikutkan dalam Karnaval Blog : Minum Teh Bersama Ibu dari guskar.com

Sedangkan pada kenyataannya, saya ndak pernah punya adik karena saya anak bungsu dan kedua orang tua saya sudah beristirahat dengan tenang di sisi-Nya sejak beberapa tahun silam.

Ini semua hanyalah khayalan masa kecil saya sebagai anak bungsu yg pengin sekali punya seorang adik perempuan.

Andaikan saya anak pertama dan memiliki satu adik perempuan... tinggal di sebuah rumah mewah... mempunyai Papa seorang pengusaha dan Mama yg sangat bijak dan penyabar... hmmm... betapa nikmat dan indahnya hidup ini ya Allah...

Jadi saya ndak perlu bela-belain ngamen, nyopet hanya demi untuk membayar tunggakan SPP, hahaha.... santai aja Bos... jangan terlalu di ambil hati.



Keep spirit and Be A Great Person..!

Bila Mama Boleh Memilih




Suatu sore di sebuah rumah, seorang remaja putri baru aja pulang setelah seharian mengikuti pelajaran dan dilanjutkan ekskul di sekolahnya. Dan bukan hal yg mengherankan lagi kalau ia selalu mendapati rumahnya sepi tanpa penghuni kecuali Bik Inah yg lagi menyiram bunga di taman belakang. Ia tau. Pastilah Papanya masih sibuk di kantor, dan Mamanya selalu pulang malem ngurusin usaha konveksinya. Sedangkan kakak satu-satunya hanya pulang seminggu sekali karena harus menyelesaikan kuliahnya di luar kota.



Sebut saja ni anak, Ratih namanya. Seperti biasa sebelum masuk, Ratih selalu menggesekkan alas sepatunya di atas doormat di depan pintu. Segera ia membuka pintu, menutupnya lagi dan kemudian masuk ke dalam kamar.

Tanpa melepas seragam, dia melempar tubuhnya di atas springbed. Sebuah diary kecil ia raih dari saku tas sekolah. Kata demi kata ditorehkannya di lembar-lembar putih itu. Ia tumpahkan segala kekecewaan atas kesibukan orang tuanya dan segala kepedihan serta kesepiannya selama ini. Di raut wajahnya jelas terpancar sebuah kekecewaan yg begitu mendalam.



"ya Allah... kenapa kedua orang tuaku lebih mementingkan pekerjaannya ketimbang aku anaknya? Kenapa ya Allah..?

Papa... Mama... tahukah kalian? Betapa bahagianya aku andaikan kita semua bisa selalu berkumpul, menikmati teh bersama di teras rumah... sambil memandang langit senja yg memerah... tidakkah kalian menginginkan itu Pa...? Ma...?"



Ratih masih terus larut dalam air matanya yg mulai jatuh membasahi dan melunturkan tulisannya, ketika BB barunya berdering nyaring.



"iya Ma... kenapa??" jawab Ratih malas-malasan.



"udah mandi, Sayang..?"



"belum."



"udah makan..??"



"dah tadi di skul."



"hmmm... keliatannya anak Mama lagi sewot ni... kenapa Sayang..? tadi ada masalah ya di sekolah? bilang sama Mama, mungkin Mama bisa bantu..."



"enggak... sapa juga yg sewot... nggak ada masalah apa-apa koq.."



"ya udah... kalo Ratih nggak mau cerita sekarang, ntar aja kalo kita udah ketemu di rumah. Sekarang Ratih mau kan tolongin Mama? tolong kamu ganti air bunga tuberose di kamar Mama ya... tadi pagi Mama lupa menggantinya."



"iya..."



"hati-hati gucinya jangan sampai pecah... dan ingat..! jangan nyuruh Bik Inah..!"



Setelah melempar BBnya di kasur, segera Ratih bergegas menuju kamar Mamanya dan kemudian membawa guci yg berisi bunga tuberose itu ke keran air di belakang rumah. Setelah itu, dia bawa lagi guci bunga itu kembali ke kamar.

Dan pada saat itulah mata Ratih menangkap sesuatu tergeletak di atas meja rias Mamanya. Sebuah Buku Catatan..! Catatan Mamanya. Buku itu masih dalam keadaan terbuka dan sebuah Pena pun masih menempel manis di atasnya.

Perlahan sekali Ratih mulai menyimak kata demi kata yg berserak di lembar-lembar Buku Catatan itu.



"Anakku... bila Mama boleh memilih, apakah Mama berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu, maka Mama pasti akan memilih mengandungmu...

Karena dalam mengandungmu Mama merasakan keajaiban dan kebesaran Allah. Sembilan bulan, Nak... kamu hidup di perut Mama, kamu ikut kemanapun Mama pergi, kamu ikut merasakan ketika jantung Mama berdetak karena bahagia,

kamu menendang rahim Mama ketika kamu merasa tidak nyaman karena Mama kecewa dan berurai air mata...



Anakku... bila Mama boleh memilih apakah operasi caesar atau Mama harus berjuang melahirkanmu... maka Mama pasti akan memilih berjuang melahirkanmu...

Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga. Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat Mama rasakan. Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua. Malaikat tersenyum di antara peluh dan erangan rasa sakit yg tak pernah bisa Mama ceritakan kepada siapapun.



Dan ketika kamu hadir, tangismu memecah dunia. Saat itulah saat yg paling membahagiakan buat Mama. Segala sakit dan derita sirna, sesaat setelah melihat dirimu yg memerah. Mendengarkan Papamu mengumandangkan adzan, kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu.



Anakku... bila Mama boleh memilih apakah Mama berdada indah atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu... maka Mama pasti akan memilih menyusuimu.

Karena dengan menyusuimu Mama telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan-tegukan yg sangat berharga. Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada Mama dalam kantuk Mama, adalah sebuah rasa luar biasa yg orang lain tak kan pernah bisa ikut merasakan.



Anakku... bila Mama boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat, atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle, maka Mama pasti akan memilih bermain puzzle bersamamu. Camkan itu baik-baik, Anakku...



Tetapi ada satu hal yg sepertinya kamu harus tahu... hidup ini memang pilihan. Dan jika dengan pilihan Mama ini, kamu merasa sepi dan merana... maka maafkanlah, Nak...

Maafin Mama... Maafin Mama...



Percayalah... Mama sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yg hilang.

Sepi dan ranamu adalah sebagian duka Mama juga. Kamu akan selalu menjadi belahan jiwa Mama...

Percayalah Nak... Mama sangat menyayangimu."



Ratihpun tak kuasa lagi menahan linangan air matanya. Kalo tadi hanya menetes satu dua, sekarang ia biarkan itu semua jatuh menetes dan membasahi Catatan Mamanya. Ratihpun menangis tanpa mampu tuk menghentikannya, sampai akhirnya sebuah tangan lembut menyentuh pundaknya dari belakang,



"Mama..??"



"iya Sayang... Mama udah ada disini sejak tadi..."



Tangis Ratih pun bukan makin berhenti tapi malah makin menjadi meski pelukan Mamanya terasa begitu menenangkan kegundahannya.



"Ya Allah, karuniakanlah Mamaku semulia-mulia tempat di sisi-Mu. Karena dia memang layak untuk itu. Ampuni dosa-dosanya ya Allah... Kebaikan dia lebih banyak dari pada kesalahannya. Dan akupun sangat menyayanginya..."



Sumber: http://www.ikutikutan.com/2010/04/bila-mama-boleh-memilih.html



Posted By A.H



Nb: Nama yang disebutkan dalam cerita diatas adalah inisial saja dan bukan nama yang sebenarnya karena kebetulan nama tersebut adalah salah satu nama seorang admin di Page ini. Saya copas artikelnya langsung dari dari sumbernya tanpa ada mengedit teksnya..



Terimakasih..

Bacalah ini, Anakku...!




Anakku... dulu Ibumu melahirkan kamu sambil menangis kesakitan, masihkah kamu tega menyakitinya?

Masih mampukah kamu tertawa melihat penderitaannya?

Mencaci makinya?

Melawannya?

Memukulnya? Mengacuhkannya?

Meninggalkannya?



Ibu kamu tak pernah mengeluh membersihkan kotoran kamu waktu kamu masih kecil, memberikan air susunya waktu kamu masih bayi, mencuci pakaian kotor kamu, menahan derita dan menggendong kamu sendirian.



Anakku... di saat ibumu tidur, coba kamu lihat kantung matanya dan kamu perhatikan bibir tuanya. Bayangkan bagaimana jika mata itu takkan terbuka lagi untuk selamanya, tangan itu tak dapat lagi menghapuskan air mata dan mulut itu tiada lagi mengucap nasihat yg selalu kamu abaikan...?

Bayangkan jika saat ini Ibu kamu sudah tiada... apakah selama ini kamu sudah cukup membahagiakannya...?

Apakah kamu pernah berfikir bahwa betapa besar pengorbanannya untukmu, semenjak kamu masih berada di dalam perutnya...?

Itupun kalau kamu sayang dengan Ibumu dan mau mendengarkan nasihatku ini.

Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia berikut ini :

- Bebaskan hatimu dari rasa benci.

- Bebaskan pikiranmu dari segala kekhawatiran.

- Hiduplah dengan sederhana.

- Berikan lebih banyak (give more) tapi jangan terlalu banyak mengharap (expect less).



Sadarilah bahwa di dunia ini terlalu sedikit anak yang mau berkorban demi Ibunya, tapi tahukah kamu bahwa justru beliaulah satu-satunya orang yg bersedia mati untuk melahirkan kamu.

3 Modal Berharga




Kadang kita berpikir kenapa nasib orang itu berbeda - beda. Ada orang yagn sukses tapi kebanyakan orang yang melarat. Kadang kita berpikir bahwa orang yang kaya, makmur dan sukses ada faktor yang mempengaruhi itu, faktor keberuntungan lah, keturunan lah, lingkungan lah. Tapi sebenarnya banyak dari mereka yang dulunya justru hidup susah. Mereka bekerja keras dan akhirnya meraih apa yang diinginkannya.



Sebenarnya semua orang memiliki 3 modal yang hampir sama. Tapi kenapa nasib orang itu berbeda - beda adalah tergantung dari diri kita masing masing yang mampu atau tidak memanfaatkan tiga modal tersebut. Tiga modal itu adalah potensi, waktu, dan kesempatan.



> Potensi

Ketika kita melihat pemain sepak bola yang dengan hebatnya menunjukan kemampuannnya mengolah si kulit bundar. Mungkin kita berpikir kalau orang itu dari dulu punya potensi sehingga bisa menjadi seperti sekarang. Lalu pernahkah kita bertanya pada diri kita apakah kita punya kaki?



"Ya, saya punya kaki." Anda dan pemain bola itu punya potensi yang sama yaitu kaki tapi terkadang diri kita sendiri yang mengingkari potensi yang kita miliki. Mungkin kita melihat pemain bola itu begitu hebat mengolah bola, tapi pernahkah kita tahu berapa kali pemain itu latihan menggiring bola? Berapa ribu kali ia menendang bola? Dan berapa kali ia terjatuh atau cidera saat bermain bola. Itu yang kita tidak tau.



Saat kita melihat seorang pelukis kita akan berpikir kalau orang itu memang mempunyai potensi untuk menjadi pelukis. Lantas pernahkah kita bertanya pada diri kita, apakah kita punya tangan?



"Ya, punya, tapi. . . .." Sebenarnya anda, saya, dan pelukis terkenal itu punya potensi yaitu tangan yang bisa digunakan untuk melukis. Bahkan ada orang - orang yang tidak memiliki tangan mampu melukis dengan begitu indahnya. Lalu siapakah yang membatasi potensi kita?

Tidak lain adalah diri kita sendiri.



> Waktu

Saya, anda, bahkan orang seperti Einstein pun punya waktu yang sama, yaitu 24 jam dalam satu hari. Permasalahannnya adalah kita semua memakai waktu yang jumlahnya sama itu untuk keperluan yang berbeda - beda. Banyak orang yang selalu ingin bermalas - malasan dan menikmati hidup tanpa perjuangan. Dan hasilnya tentu berbeda dengan orang yang selalu memanfaatkan waktu untuk keperluan yang penting untuk tujuan hidupnya.



Coba saja tanya sama diri kita masing - masing berapa jam kita tidur, berapa jam kita bekerja, berapa jam kita belajar, berapa jam kita beribadah, dan berapa jam kita membuang - buang waktu.



> Kesempatan

Kesempatan memang merupakan suatu modal yang penting. Tapi berhasil atau tidaknya seorang adalah bukan ditentukan dari banyak atau tidaknya kesempatan dalam hidupnya. Tapi bisa atau tidaknya orang itu untuk mencari kesempatan dan memanfaatkan kesempatan yang datang.



Sebagai contoh, orang yang miskin memiliki kesempatan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang kaya dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas. Tapi belum tentu dalam hidupnya orang yang dibesarkan dari keluarga kaya selalu sukses dari pada orang yang dibesarkan dari keluarga miskin. Justru banyak kasus dimana orang yang dulunya miskin bisa menjadi sukses karena kerja kerasnya dalam mencari dan memanfaatkan kesempatan yang ada.



Seorang striker dalam sepak bola memang memiliki kesempatan yang lebih banyak dari pemain lainnnya dalam mencetak gol. Tapi cristiano Ronaldo yang berposisi sebagai gelandang sayap dan juga Lione Messi yang lebih banyak beroperasi di lini tengah justru sedang berebut untuk menjadi topskorer. Bahkan seorang kiper yang bermain di Sao Paolo, Rogerio Ceni menjadi pencetak gol terbanyak di timnya.



Itulah tiga modal yang kita miliki dan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.



Sumber: http://www.banguninspirasi.com/2011/03/3-modal-berharga.html

http://www.facebook.com/notes/kumpulan-kisah-nyata-pemberi-inspirasi-dan-motivasi-hidup/3-modal-berharga/212985055397145

Belajar Dari Mobil




Mobil merupakan alat transportasi darat dan kebanyakan beroda empat. Kalo definisinya sih pasti semua orang tau. Tapi ternyata banyak makna yang terkandung dalam setiap bagian mobil. Berikut saya akan beberkan beberapa bagian mobil yang memiliki makna yang bisa diterapkan dalam kehidupan ini, :



> Mesin

Bagian ini merupakan salah satu elemen penting dari sebuah mobil. Bagian ini merupakan penggerak mobil tersebut. Tanpa mesin, mobil tak akan bisa maju.

Dalam tubuh kita yang bisa diumpamakan sebagai mesin adalah jantung. Jantung tersebut memompa darah agar kita tetap bisa hidup.

Bila kita memiliki suatu tujuan tentu harus ada mesin penggerak yang menggerakkan kita untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini motivasi yang berperan sebagai mesin dalam menggerakkan kita untuk suatu tujuan tertentu. Jika memiliki tujuan tanpa motivasi kita sama saja seperti mobil tanpa mesin.



> Gas dan rem

Fungsinya tentu untuk maju dan berhenti. Dalam hidup ini kita harus maju agar mencapai apa yang kita inginkan. Tetapi rem juga diperlukan apabila kita mengarah ke arah yang negatif. Misalkan ketika amarah muncul karena suatu hal tentu kita harus mengerem amarah tersebut. Tapi jika untuk suatu tujuan yang positif, injak pedal gas dan melajulah.



> Stir

Apakah kalian tahu mengapa setiap mobil yang diproduksi selalu ada stirnya. Ya, karena pembuatnya tau bahwa ketika mobil ini digunakan tentu akan melalui jalan yang tak selalu lurus.

Jalan hidup orang memang berbeda - beda, ada yang menjadi karyawan, polisi, dokter, bisnis man, dan berbagai profesi lainnya. Namun ketika kita memiliki stir dalam diri kita tentunya kita bisa memilih jalan hidup mana yang akan kita tempuh. Walaupun kita tidak akan pernah tau apakah ada halangan dan rintangan apa yang ada di jalan yang kita tempuh. Dan ketika kita meyadari kita telah salah arah, maka rem lah dan putar stir untuk kembali ke jalan yang benar.



> Kaca spion

Kaca spion tentu saja digunakan untuk melihat apakah ada kendaraan di belakang kendaraan kita atau tidak. Dalam kehidupan ini memang kita harus fokus ke depan dan menatap jalan yang sedang ktia tempuh. Namun terkadang kita pun harus melihat spion kehidupan kita, yaitu terkadang kita perlu untuk melihat masa lalu kita sebagai suatu pelajaran dan pengalaman untuk menjalani jalan kehidupan yang sedang kita tempuh.



> Knalpot

Knalpot merupakan bagian mobil untuk membuang gas - gas yang tidak dibutuhkan.

Di setiap diri manusia pastilah terdapat kekurangan, tetapi janganlah hal itu dijadikan alasan untuk terus memiliki kekurangan itu. Misalkan ada seseorang yang hampir setiap hari marah - marah. Ia mudah sekali terpancing emosi. Lalu apakah layak orang itu mewajarkan sikap yang ia miliki dengan alasan setiap manusia pasti memiliki kekurangan. Tentu kekurangan - kekurangan yang seperti itu harus dibuang dan dibersihkan agar menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.

Itulah beberapa bagian mobil yang dapat diambil pelajaran. Walaupun Pasti banyak bagian mobil yang lain yang dapat diambil pelajaran dalam kehidupan.

Dan berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan mobil.



> Kemampuan mengendarai

Mobil secanggih apapun tak akan bermanfaat bila dipakai oleh orang yang tak bisa mengendarai. Untuk menjalani hidup ini pun diperlukan kemampuan dalam bidang - bidang tertentu agar menjadi orang yang bermanfaat.



Rambu - rambu lalu lintas dibuat untuk menertibkan para pengguna kendaraan agar tidak merugikan pihak - pihak pemakai jalan lainnya. Dalam hidup pun pastilah memiliki aturan - aturan yang harus dipatuhi agar tidak bertentangan dengan hak - hak orang lain.



Sekian dan terimakasih. Semoga bermanfaat.