Minggu, 18 Januari 2009

sejarah fotografi

Sejarah fotografi

Orang-orang yang Berjasa dalam Fotografi

Sebelum kita mengenal fotografi yang seperti sekarang ini, sebagai pengetahuan ada baiknya kita mengenal perkembangan-nya. Asal mula fotografi ditemukan sampai adanya peralatan dan obat-obatan yang canggih, ini melalui tahapan-tahapan dan percobaan-percobaan yang berulang-ulang. Berikut ini orang- or-ang yang pernah mengadakan percobaan-percobaan mengenai fotografi.


1. Thomas Wedgwood (tahun 1771-1805)

Seorang bangsa Inggris bernama Thomas Wedgwood dalam tahun 1782 menemukan suatu metoda untuk memindahkan gambar atau lukisan yang terdapat pada sebidang kaca dengan pancaran/ sorotan cahaya ke atas kertas atau kulit yang dibuatnya peka lebih dahulu. Dengan demikian bila gambar-gambar itu kena cahaya gambar-gambar tersebut lalu hilang lagi. Wedgwood belum dapat membuat gambar-gambar secara tetap (permanent).

2. Joseph Nicephore Niepce (tahun 1765-1833)

Pada tahun 1816 Joseph Nicephore Niepce melakukan percobaan dengan kamera yang dilengkapi lensa, juga dengan bahan-bahan kimia. Dia berhasil membuat gambar negatif dengan cahaya di atas kertas yang dibuatnya peka lebih dahulu, kemudian pada tahun 1822 dia melumarkan larutan aspal dalam minyak lavender ke atas sebidang plat yang terbuat dari timah hitam dan timah putih. Sesudah itu menyinarinya dalam kamera selama berjam-jam lamanya dengan cahaya matahari sehingga didapatnya gambar positif.

3. Louis Jacques Mande Daguerre (tahun 1787-1851)

Mula-mula dia membuat percobaan untuk membuat permanen hasil pemotretannya. Pada tanggal 15 luni 1839 raja Louis Phillipe pemerintah Perancis menghadiaLkan kepadanya uang sebanyak 6.000 franc setahun sebagai penghargaan.


4. William Henry Fox Talbot (tahun 1800-1877)

Di Inggris seorang bernama William Henry Fox Talbot juga melakukan percobaan yang pada akhirnya menemukan suatu proses untuk membuat foto dengan kamera yang dinamakan pinhole camera. Pada tahun 1855 ia berhasil memotret rumahnya, dialah yang berhasil menggunakan obat penimbul untuk menimbulkan bayangan tetap dari hasil pemotretannya.


Dengan adanya urutan-urutan tahap seperti itu yang telah dilakukan oleh Talbot dalam menciptakan sebuafa foto yaitu memotret, mengembangkan bayangan latent, menetapkannya kemudian mencetak foto dari negatif pada selembar kertas yang peka, maka lengkaplah tahap-tahap pembuatan foto yang seperti sekarang umum dilakukan orang diseluruh dunia.



5. George Estman (tahun 1854-1932)

Di Amerika Serikat seorang bernama George Eastman, memulai kariernya dalam bidang fotografi sebagai tukang plat untuk mendapatkan bahan peka. Mula-mula ia hanya membuatnya dalam jumlah terbatas sehingga pada tahun 1879 ia berhasil membuat plat dalam jumlah banyak. Ketika tahun 1888 ia memasarkan kamera box yang mudah cara menggunakannya, apalagi setelah ia berhasil menjual gulungan film yang dapat dimasukkan ke dalam kamera pada cahaya terang (tidak di kamar gelap), sehingga memudahkan lagi pekerjaan pemotret. Ini terjadi pada tahun 1891 Pada umur 77 tahun Eastman memiliki suatu perusahaan yang besar yaitu Eastman Kodak Company.

Awal Mula Fotografi Diciptakan
Ada yang menyebutkan fotografi ditemukan pertama kali pada abad 10, abad 13 sampai pada prinsip penciptaan kamera pertama namun semua tujuannya tetap sama. Salah satunya adalah ilmuan arab bernama Alhazem menjelaskan cara melihat matahari menggunakan ruang gelap. Ruangan tersebut dilengkapi dengan sebuah lubang sebesar lubang jarum disebut pinhole yang menghadap ke matahari dan untuk pertama kalinya prinsip kerja Alhazem berhasil ditemukan oleh Reinerus Gemma-Frisius (1554), seorang ahli fisika dan matematika dari belanda.Ternyata prinsip kerja ini diterapkan pada camera obscura. Kamera obscura ini adalah kamera pertama yang menggebrak dunia fotografi. Dari bahasa latin camera = kamar dan obscura = gelap. Setelah sekian lama kamera obscura disederhanakan, tidak lagi sebesar rumah seperti pada awalnya tetapi dibuat sebesar radio atau televisi 14 inci yang dapat dibawa-bawa. Kamera itu dibuat pada abad 15 dan digunakan untuk melihat proyeksi bagi seniman yang akan melukis. Adalah Leonardo da Vinci yang menggunakannya pertama kali.

Kemudian dua ilmuan Inggris dan Prancis masing-masing Louis Dagguerre dan William henry fox Talbot melakukan penelitian pada kamera tersebut, untuk mengetahui apakah proyeksi dapat dihasilkan atau direkam melalui plat atau kertas yang diberi senyawa kimia. Penelitian mereka berhasil. Camera obscura yang diletakkan plat atau kertas menghasilkan gambar pada alat yang digunakan. Tetapi dari penelitian itu siapakah yang lebih dahulu menemukan? Akhirnya dilakukan penelitian lebih lanjut dan ternyata hasil keduanya berbeda yakni penelitian Louis Dagguerre diperoleh hasil yang kira-kira sama sama dengan teknik cetak positif sekarang ini yang disebut daguerreotype sementara Willian henry fox Talbot diperoleh hasil kira-kira sama dengan teknik cetak negative dan disebut calotype. Dari polemik itu kemudian muncul istilah photografhy yang dikemukakan ilmuan inggris lainnya, yaitu Sir John Herchell pada tahun 1839, yang artinya menulis atau melukis dengan cahaya. Diambil dari bahasa Yunani photos yang artinya cahaya dan graphos yang artinya menulis/melukis.

TEKNIK-TENIK DASAR FOTOGRAFI

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik.
Diantaranya:

a. Sepertiga Bagian (Rule of Thirds)

Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang Umum lakukan, di mana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.

b. Sudut Pemotretan (Angle of View)

Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu, jika kita ingin mendapatkan satu moment dan mendapatkan hasil yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

c. Komposisi pola garis Diagonal, Horizontal, Vertikal, Curve.

Di dalam pemotretan Nature, pola garis juga menjadi salah satu unsur yang dapat memperkuat objek foto. Pola garis ini dibangun dari perpaduan elemen-elemen lain yang ada didalam suatu foto. Misalnya pohon,ranting, daun, garis cakrawala, gunung, jalan, garis atap rumah dan lain-lain.

Elemen-elemen yang membentuk pola garis ini sebaiknya diletakkan di sepertiga bagian bidang foto. Pola Garis ini dapat membuat komposisi foto menjadi lebih seimbang dinamis dan tidak kaku.

d. Komposisi Letak

Komposisi konvesional adalah obyek diletakan di tengah, baik untuk pengambilan vertikal maupun horizontal.

Kemudian muncul the third rule yang bermula dari dasar teknik melukis, dimana dalam suatu bidang dibagi atas 3 bagian horizontal dan vertikal.


The rule of third, dimasukan dalam kategori breaking the rule oleh fotografer konservatif, karena sering kali tidak ada penyeimbang di sisi yang berlawanan sehingga berkesan tidak seimbang.


The third rule mulai digemari hingga sekarang sebagai salah satu jenis rule of photography dimana awalnya, masih mengikuti hukum gravitasi dan hukum sudut pandang.

Pada perkembangannya, hukum gravitasi dan sudut pandangpun dilanggar dan malah menghasilkan foto yang unik.


Dengan adanya the third rule bukan berarti hukum-hukum konservatif sudah punah, tapi cuma dianggap tidak lagi eyecatched.


Pedoman dalam membuat konsep komposisi letak tidak ada, yang penting adalah jiwa saat membidik sudah menyatu dengan apa yang kita lihat.


e. Komposisi Warna


Semua orang suka dengan foto yang semarak dengan warna, namun foto yang selalu dikenang adalah foto yang menampilkan warna sesedikit mungkin.


Perpaduan warna yang menarik bukan cuma antara warna kontras dan warna pastel atau perpaduan dari kedua jenis warna tersebut.


Contoh warna yang menarik sebenarnya dapat kita ambil contoh dari keadaan sekeliling kita, contoh:

· White or yellow on black (dan sebaliknya) keadaan gelapnya malam dengan terangnya siang atau terangnya lampu.

· Green on brown (dan sebaliknya) rumput dengan kayu (batang pohon) atau rumput kering.

· Blue on white (dan sebaliknya) langit dengan awan atau pasir dengan laut.

· Grey on blue (dan sebaliknya) langit dengan awan mendung

· Orange on black (dan sebaliknya) terangnya matahari sore dengan gelapnya silhouette

f. Background (BG) dan Foreground (FG)

Latar belakang dan latar depan adalah benda-benda yang berada di belakang atau di depan objek inti dari suatu foto. Idealnya, BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek.

Selain itu juga “mood” suatu foto juga ditentukan dari unsur-unsur yang ada pada BG atau FG. BG dan FG, seharusnya tidak lebih dominan (terlalu mencolok) daripada objek intinya. Salah satu caranya adalah dengan mengaburkan (Blur) BG dan FG melalui pengaturan diafragma.

Beberapa teknik sudut pengambilan sebuah foto, yaitu:

g. Pandangan sebatas mata (eye level viewing)

Paling umum, pemotretan sebatas mata pada posisi berdiri, hasilnya wajar/biasa, tidak menimbulkan efek-efek khusus yang terlihat menonjol kecuali efek-efek yang timbul oleh penggunaan lensa tertentu, seperti menggunakan lensa sudut lebar, mata ikan, tele, dan sebagainya karena umumnya kamera berada sejajar dengan subjek.


h. Pandangan burung (bird eye viewing)

Bidikan dari atas, efek yang tampak subjek terlihat rendah, pendek dan kecil. Kesannya seperti “kecil”/hina terhadap subjek. Manfaatnya seperti untuk menyajikan suatu lokasi atau landscap.

i. Low angle camera

Pemotretan dilakukan dari bawah. Efek yang timbul adalah distorsi perspektif yang secara teknis dapat menurunkan kualitas gambar, bagi yang kreatif hal ini dimanfaatkan untuk menimbulkan efek khusus. Kesan efek ini adalah menimbulkan sosok pribadi yang besar, tinggi, kokoh dan berwibawa, juga angkuh. Orang pendek akan terlihat sedikit “normal”. Menggambarkan bagaimana anak-anak memandang “dunia” orang dewasa. Termasuk juga dalam jenis ini pemotretan panggung, orang sedang berpidato di atas mimbar yang tinggi.


j. Frog eye viewing

Pandangan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak diarahkan ke atas, tetapi mendatar dan dilakukan sambil tiarap. Angle ini digunakan pada foto peperangan, fauna dan flora.

Contoh-Contoh Fotografi:



2 komentar:

  1. maaf boleh tanya ga, buku sumber literatur untuk artikel sejarah fotografi ini apa ya? saya pengen cari bukunya,,makasih

    BalasHapus